A.
Latar Belakang
Secara singkat, perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah
yang lebih maju. Sedangkan pertumbuhan berarti tahapan peningkatan sesuatu
dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti
sebuah tahapan perkembangan. Pandangan menurut
ilmu psikolog tentang peserta didik adalah individu yang sedang berkembang baik
jasmani maupun rohani. Perubahan jasmani biasa disebut pertumbuhan, yaitu
terdapatnya perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan fungsi, misal
kaki, tangan sudah mulai berfungsi secara sempurna. Sedangkan perkembangan
adalah perubahan aspek psikis secara lebih jelas.
Di dalam proses tumbuh kembang, banyak sekali masalah-masalah yang muncul
pada peserta didik. Permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika
mereka menginjak usia remaja usia dimana mereka masih berada di jenjang
pendidikan usia sekolah menengah, pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal
lingkungan atau masyarakat yang lebih luas yang selalu dihadapkan pada
permasalaha-permasalahan yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang
sangat serius.
Permasalahan bagi peserta didik timbul baik dari intern ataupun ekstern
yang kesemuanya sangat mengganggu pada proses belajar dan pembelajaran peserta
didik di usia seperti itu. Keingintahuan pada usia sekolah menengah sangatlah
besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang bisa
diidolakan oleh mereka. Bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta
didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta
didik pada usia sekolah menengah tersebut akan terarah pada hal-hal yang
positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada
peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam
menghadapi keadaan peserta didik seperti itu.
Perubahan dari masa kanak kanak ke masa remaja merupakan
masa yang sulit untuk orang tua maupun guru karenan pada masa ini butuh
perhatian yang khusu dalam segala hal. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa
perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada masa remaja merupakan akibat
dari perubahan sosial. Kurangnya pembelajaran hati nurani, moral yang dieterima
anak puber dari orangtua, kakak-adik, guru-guru dan teman-teman kemungkinan
akan terjadi perubahan psikologiyang buruk. Semakin baik lingkungan yang
diterima akan berdampak pula pada komunikasidan pembentukan perilaku yang
positif.
Dalam makalah ini kami akan membahas problematika atau isu dan permasalahan
peserta didik serta implikasinya terhadapa pendidikan yang terjadi pada peserta
didik usia sekolah menengah dan solusi yang tepat bagi pendidik dalam
menghadapi problematika yang dialami peserta didiknya, khususnya juga usia
sekolah menengah.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja
permasalahan yang dialami peserta peserta didik?
2. Bagaimana
upaya penanganan permasalahan terhadap peserta didik?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Mengetahui
deskripsi tentang peserta didik
2. Mengetahui
permasalahan yang timbul pada peserta didik
3. Mengetahui
bentuk penyimpangan pada peserta didik
4. Mengetahui
implikasi dari permasalahan-permasalahan tersebut bagi pendidikan
D.
Manfaat
Penelitian
Dari
tujuan yang diharapkan penulis dalam makalah ini, dapat ditarik beberapa
manfaat baik untuk pembaca maupun penulis sendiri, yaitu :
1.
Bagi Pembaca
Jika penulisan makalah ini dirasakan
dapat menambah pengetahuan tentang isu dan permasalahan remaja serta
implikasinya terhadap pendidikan, diharapkan pembaca dapat lebih memahami
isi dari makalah ini.
2.
Bagi Penulis
Penulisan karya tulis ini menjadi
suatu pembelajaran, sebagai pengetahuan kami untuk lebih mengetahui berbagai
isu dan permasalahan remaja.
BAB II PEMBAHASAN
Pada dasarnya permasalahan peserta
didik dijenjang sekolah menengah mempunyai kekhususan tertentu yang berbeda
dari fase perkembangan sebelumnya, hal ini diakibatkan oleh adanya cirri khas
perkembangan remaja yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, psikologis,
social dan moral, sesuai dengan prinsip perkembangan yang diwarnai dengan
adanya perbedaan individual dalam berbagai aspek kepribadiannya. Faktor yang
mempengaruhi perbedaan individu sangat bervariasi seperti pola asuh dalam
keluarga, latar belakang budaya, karakter, temperamen dan sebagainya yang
kesemuanya dapat muncul dalam manifestasi penyesuaian diri yang berbeda.
Dari segi belajar seringkali anak didik mengalami
kesulitan dalam mengakses pelajaran yang dipelajarinya di kelas. Kesulitan-kesulitan
tersebut secara tidak langsung menghambat perkembangan belajar mereka. Akhirnya
mereka tidak mampu mendapatkan hasil yang optimal dalam belajar. Berikut ini
kami akan menjelaskan beberapa masalah-masalah yang sering dihadapi siswa di
dalam proses belajar mereka.
Beberapa
karakteristik peserta didik yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan
pada diri peserta didik, yaitu:
1.
Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. Karna telah ada
perubahan fisik yang mencolok.
2.
Ketidakstabilan emosi sehingga sering bentrok dengan sesama teman.
3.
Adanya perasaan hampa akibat perubahan pandangan dan petunjuk hidup.
4.
Adanya sikap menentang orang tua karena telah memiliki pola fikir sendiri.
5.
Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang
dengan orang tua.Karna hal ini tidak adanya keselarasan antara keinginan dengan
bakat khusus.
6.
Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi tidak sanggup
memenuhi semuanya.
7.
Senang bereksperimentasi dan mencoba banyak hal.
8.
Senang bereksplorasi.
9.
Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan
kegiatan berkelompok.Seperti hidup dalam gang yang tidak terbimbing sehingga
mudah menimbulkan kenakalan-kenakalan.
11. Melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan
norma masyarakat dan agama.
12. Penyesuaian yang sulit terhadap sosial.
13. Ada kecendrungan untuk mandiri tapi belum bisa
mengatur sendiri.
14. Keingian yang tidak sesuai dengan perekonomian
keluarga.
A. Permasalahan peserta
didik dalam belajar
Faktor-faktor
yang ikut berperan terhadap timbulnya permasalahan pada peserta didik yaitu:
a. Faktor Intern
Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap
yang salah seperti kurangnya perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah,
malas dalam belajar.
1.
Kelemahan emosional
2.
siswa/i sering merasa
kurang aman
3.
tidak bisa menyesuaikan
diri
4.
tercekam rasa takut
5.
Kurang bisa
menyampaikan gagasan kepada orang lain.
6.
benci dan antipati
serta ketidakmatangan dalam emosinya.
b. Faktor Ekstern
b.1. Faktor keluarga
1.
Kemampuan ekonomi orang
tua kurang memadai.
2.
Fasilitas belajar
kurang memenuhi.
3.
Sikap orang tua yang
tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
b.2. Faktor sekolah dan masyarakat
1.
Sifat kurikulum yang
kurang fleksibel.
2.
Alat dan media yang di
gunakan guru kurang memadai.
3.
Lingkungan masyarakat
yang kurang kondusif.
b.3. Faktor lingkungan
1.
Malnutrisi (Kekurangan gizi)
2.
Kemiskinan di kota-kota besar
3.
Gangguan lingkungan ( polusi, bencana alam, kecelakaan
lalulintas )
4.
Migrasi ( urbanisasi, pengungsi karena perang )
5.
Faktor sekolah ( kesalahan pendidikan, faktor
kurikulum )
6.
Keluarga yang tercerai berai ( perceraian, perpisahan
yang terlalu lama )
7.
Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga ( kematian
orangtua, orangtua sakit, atau orangtua yang tidak harmonis )
8.
kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga kurang
memeperhatikan perkembangan anak-anaknya.
Cara Mengatasinya :
Pada masalah ini, proses pemberian bimbingan dengan cara melakukan
pendidikan psikologi anak yaitu untuk menumbuhkan keberanian anak belajar
matematika dengan menghilangkan rasa takut dan malas sehingga anak tersebut
merasa senang dalam belajar matematika. Hal ini telah dilakukan dengan cara :
1.
Menunjukkan
sikap ramah pada anak.
2.
Memberi
bimbingan dan tuntunan dengan sabar.
3.
Memberi
motivasi dan dorongan untuk berani dan bersemangat dalam menerima pelajaran
tanpa harus dibebani rasa takut.
4.
Memberi
spirit untuk tidak selalu malas dalam berpikir.
Usaha ataupun upaya yang ditempuh dalam
mengalami kesulitan belajar siswa dalam melakukan operasi hitung pembagian
pecahan dan penarikan akar adalah :
1.
Pengidentifikasian
kesulitan siswa. Memberikan soal latihan (pretest) untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang konsep pembagian pecahan dan penarikan akar. Kemudian
pembimbing membahas jawaban yang dikerjakan khalik.
2.
Pengajaran
perbaikan. Untuk membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
melakukan operasi hitung pembagian pecahan dan penarikan akar, Pembimbing
meminta siswa untuk mengerjakan kembali soal yang masih salah jawabannya yaitu
dengan cara mengerjakan langkah-langkah yang benar untuk menyelesaikan soal.
3.
Memberikan
latihan-latihan untuk meningkatkan keterampilan belajar. Setelah murid paham,
pembimbing sering memberikan soal-soal latihan pada khalik agar lebih memahami
cara penyelesaian yang benar. Meskipun hasil jawaban siswa masih belum
memuaskan. Pembimbing selalu memberi bimbingan dan semangat pada siswa bahwa
apabila rajin belajar maka tidak ada hal yang sulit. Setiap selesai
pembimbingan siswa selalu diberi PR untuk dikerjakan di rumah agar mau belajar
dan berlatih.
4.
Pengembangan
sikap dan kebiasaan yang baik. Pembimbing memberikan bimbingan dalam hal :
1.
Menentukan
motivasi yang tepat dalam belajar.
2.
Mengatur
waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah.
3.
Membiasakan
siswa mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.
4.
Menumbuhkan
rasa percaya diri untuk mau bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.
B.
Permasalahan Peserta didik pada
umumnya
1.
Peserta Didik Yang Sulit/ Lama Memahami
Hal yang menjadi penyebabnya
kemungkinan :
1.
Faktor lingkungan
Faktor
lingkungan sangat mempengaruhi,dari pergaulan anak selama ini banyak gejala
yang ditemukan disekitar kita karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi
psikologi anak atau sikap, dibalik itu awal fundamental pendidikan anak harus
kuat dan mendasar mulai dari lingkungan anak itu sendiri karena pembentukan
awal karakter anak mulai dari lingkungan mereka itu sendiri yaitu lingkungan
keluarga, apabila anak itu sudah disiplin tempat lingkungan mereka hidup terutama
tatanan kehidupan dimulai dari lingkungan keluarganya sendiri sudah tertata
maka anak itu akan terbawa pada lingkungan yang formal, tempat mereka menimba
ilmu pengetahuan.
2.
Kelas tidak nyaman dan tidak kondusif
Yang kedua
penyebabnya adalah : anak yang sulit memahami dikarenakan kelas tidak nyaman
dan tidak kondusif salah satu contoh kelas yang berdekatan dengan jalan raya,
ini menggangu anak di dalam memperhatikan pelajaran.
Solusi Yang Harus Diberikan Pendidik :
Ø
Solusinya adalah membuat dan membangun anak untuk biasa hidup disiplin dan
mandiri maka harus dimulai dari lingkungan keluarga secara khusus dan
lingkungan sekitarnya secara umum. Kalau dari lingkungan pendidikan anak itu di
berikan pengulangan kepada materi yang belum dia pahami / anak itu diberi
penjelasan pelan-pelan sehingga anak itu bisa paham terhadap apa yang belum di
pahaminya.
2.
Peserta Didik Yang Bodoh
Hal yang menjadi penyebabnya
kemungkinan :
Ø
Kurang belajar, kurang disiplin, kurang memanfaatkan waktu, kurangnya
memperhatikan, kurangnya mengulang pelajaran, tidak ada rasa percaya diri,
banyak bermain/menyampingkan pelajaran, malas.
Solusi Yang Harus Diberikan
Pendidik :
Ø
Solusinya adalah selalu memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang
bodoh, memberikan saran, motivasi dan selalu memberikan cara yang mudah di
dalam belajar agar mudah dipahami, dan memberikan cara yang terbaik sesuai
denga kemampuan anak itu sendiri.
3.
Peserta Didik Yang Nakal
Hal yang
menjadi penyebabnya kemungkinan :
Ø
Pengaruh lingkungan yang kurang baik, perhatian orang tua yang kurang
terhadap anak, pergaulan, kurang terkontrol.
Solusi Yang
Harus Diberikan Pendidik :
Ø
Solusinya adalah pada dasarnya anak semacam ini kurang terkontrol, baik
dari lingkungan mereka atu dari tempat mereka belajar. Salah satu contoh murid
saya anak yang nakal itu pada dasarnya dia itu gampang diatur asalkan kita bisa
mendekatinya. Dengan cara seperti ini anak itu bisa diajak baik-baik toh juga
anak yang nakal ini lunak juga ,ini berarti anak yang nakal itu bisa
diakibatkan dari kurangnya seorang guru melihat dan mengamati character anak
dan sifat anak itu sendiri. Pada dasarnya apabila anak itu sudah di dekati maka
anak itu akan manut dan patuh. bukannya dia bodoh, banyak juga anak yang nakal
ini mempunyai batas kemampuan di atas normal malah mengalahkan anak yang rajin
berkompetisi di dalam proses belajar mengajar, jadi intinya kita harus memiliki
empaty kepada anak semacam ini harus kita dekati perlahan-lahan toh juga akan
sadar, dan di balik sifat anak yang nakal itu guru juga bisa belajar dengan
cara begini kita bisa mengatasi anak yang nakal lewat sebuah jati diri dari
sebuah penglaman.
4.
Peserta Didik Yang Pemalu
Hal yang
menjadi penyebabnya kemungkinan :
Ø
Yang pertama ini biasanya dari faktor anak itu sendiri, dan apabila tidak
dirubah maka akan selamanya anak itu jadi pemalu terus, tetapi anak yang pemalu
bukannya tidak bisa, mungkin ada faktor lain contohnya di dalam memberikan
pertanyaan anak itu biasanya malu karena bisa-bisa nanti apa yang ditanyakan
salah atau tidak rasional dan biasanya anak itu malu bertanya takut di
tertawakan temannya.
Solusi Yang
Harus Diberikan Pendidik :
Ø
Solusinya, tidak segampang itu kita merubahnya. Ini perlu perlahan-lahan.
Anak semacam ini kita ajak belajar di ruangan terbuka dan kemudian dia bisa
bertanya dengan leluasa karena bebas. Bisa saja apa yang ditanyakan itu
biasa-biasa saja, tetapi lewat itu kita bisa melatih anak itu untuk bertanya
supaya tidak malu dan hal tersebut perlu dilakukan berulang-ulang sampai anak
itu percaya diri.
5.
Peserta Didik Yang Kurang Memiliki Motivasi Dalam
Belajar.
Hal yang
menjadi penyebabnya kemungkinan :
Ø
Kurangnya kemampuan yang dimiliki, kuranganya prasarana, seperti contoh
buku yang masih minim.
Solusi Yang
Harus Diberikan Pendidik :
Ø
Solusinya anak yang kurang termotivasi selama belajar pada awalnya kita
harus memberikan perlakuan yang khusus dulu seperti memberikan tangggung jawab
dulu kepada guru BP/ yang mana guru BP itu sendiri memberikan sebuah perlakuan
khusus dulu kepada anak tersebut. Nah di sinilah peran guru BP membangkitkan
semangat anak ini, bagaimana supaya dia termotivasi kembali di dalam belajar
sehingga guru BP tersebut bisa melihat apa kendala yang di hadapi anak selama
ini yang lebih dominan dengan sebuah pertanyaan kenapa anak itu kurang
termotivasi di dalam belajar sehingga guru BP tersebut bisa mengetahui penomena
yang dihadapi anak tersebut.
Download Disini
0 comments:
Post a Comment