PENDIDIKAN AGAMA BUDAYA SEBAGAI EKSPRESI PENGALAMAN AGAMA HINDU

Posted by





BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Dalam keseharian (khususnya Umat Hindu di Bali) juga tidak pernah terlepas dari Yadnya, dimana Yadnya juga berkaitan dengan adanya ritual karena ritual merupakan Budaya selalu bersumber pada ajaran agama. Selain ritual, Umat Hindu juga tidak lepas dari yang namanya seni, baik itu seni tari, seni suara. Seni sastra, seni rup dan arsitektur, dan seni musik karena hal itu merupakan bagian dari ajaran agama. Sehingga sering masyarakat non hindu mengatakan bahwa agama hindu adalah agama budaya.
Dimana Agama Hindu bersumber dari Wahyu Tuhan sedangkan kebudayaan adalah esensi kehidupan manusia. Dimana budaya merupakan hasil daya, cipta, rasa dan karsa manusia yang diperoleh melalui proses belajar namun tetap bersumber pada ajaran agama. Sehingga ajaran agama merupakan jiwa dari Budaya Hindu, dengan kata lain Kebudayaan hindu merupakan ekspresi dari ajaran Hindu.
Yang menjadi pokok utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup beragama adalah kebutuhan manusia akan rasa aman. Mereka yakin tiada daya dan upaya yang akan mempengaruhi kalau Tuhan tidak mengizinkan. Tuhan yang kita maksud adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki kekuatan dan kasih sayang serta Tuhan yang menjadi sasaran beribadah. Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, perasaannya merasa selalu dilindungi oleh Tuhan baik dalam keadaan apapun, mereka tidak merasa takut. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa pada diri kita. Begitu juga dengan orang yang kehilangan kepercayaan diri, harga diri dan kasih sayang, kalau mereka percaya akan Tuhan maka mereka akan bisa menghadapinya dengan penuh ketenangan.
Setiap daerah, setiap agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara atau budaya tersendiri untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Seperti di Bali, sebagian penduduknya memeluk agama Hindu, mereka mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pemujaan terhadap Tuhan, mereka memuja Tuhan dengan sesajen yang berisi macam-macam buah dan kembang berwarna warni. Daerah lainnya seperti Jawa, Madura, Kalimantan dan sebagainya mempunyai cara tersendiri sesuai agamanya. Meskipun cara atau pun kebudayaannya berbeda  tetapi tujuannya sama yaitu Tuhannya.
1.2  Rumusan Masalah
Dari Uraian Latar Belakang di atas, maka ada beberapa poko permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini. Adapun perumasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Apakah pengerian Agama dan Kebudayaan?
2.      Bagaimana hubungan Budaya dan Agama Hindu?
3.      Apa perbedaan antara budaya dan agama Hindu?
4.      Bagaimana Peran Budaya sebagai Ekspresi Pengalaman Ajaran Agama Hindu?
5.      Apa tanggung jawab umat Hindu dalam mewejudkan cara berpikir kritis, bekerja keras, dan bersikap fair?
1.3    Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengerian Agama dan Kebudayaan.
b.      Untuk mengetahui hubungan Budaya dan Agama Hindu
c.       Untuk mengetahui perbedaan antara budaya dan agama Hindu
d.      Untuk mengetahui Peran Budaya sebagai Ekspresi Pengalaman Ajaran Agama Hindu
e.       Untuk mengetahui tanggung jawab umat Hindu dalam mewejudkan cara berpikir kritis, bekerja keras, dan bersikap fair
1.4    Manfaat
Beberapa manfaat dari makalah ini antara lain
1.      Bagi Masyarakat , bisa dijadikan sebagai pembelajaran tentang budaya dan agama Hindu di Bali..
2.      Bagi Mahasiswa, bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.  Keterkaitan Agama Sebagai Inti Budaya dan Berbagai Aspeknya
Kebudayaan adalah esensi kehidupan bangsa, Mengenal kebudayaan bangsa berarti mengenal aspirasinya dalam segala aspek kebudayaan. Dalam menghadapi arus komunikasi yang semakin berkembang, rasa kebudayaan semakin berkurang jalan yang paling baik di ambil adalah dengan menumbuhkan rasa kemauan dan komitmen berbudaya.
Berkembangnya budaya Hindu bersumber dari Weda, karena Weda membahas tentang budaya dan seni. Ajaran agama di komunikasikan melalui seni, karena hal ini sangat mendasar dan berhasil dengan baik maka dibudayakan. Semua karya seni bernafaskan agama, contohnya adalah Seni patung Saraswati berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan ajaran agama bahwa manusia akan bisa hidup layak dan bahagia apabila memiliki ilmu pengetahuan dan seni budaya. Adapun arti lambang saraswati adalah sebagai berikut:
a.       Wanita cantik : lambang ilmu pengetahuan yang menarik perhatian setiap orang untuk memplajarinya untuk menghilangkan “Awidya”
b.      Genitri : lambang ilmu yang tak pernah putus
c.       Cakepan : sebagai lambang ilmu pengetahuan yang bersumber dari aksara
d.      Wina : kecapi melambangan ilmu pengetahuan sebagai sumber estetika dan seni budaya
e.       Bunga : melambangangkan ilmu pengetahuan dapat memberikan keharuman bagi mereka yang memiliki
f.       Burung merak : lambang yang mengambarkan kewibawaan bagi mereka yang mengemban ilmu pengetahuan itu
g.      Angsa : lambang binatang yang dapat membedakan antara baik  dan buruk
-          Angsa juga melambangkan Tri lokanya dunia karena dapat hidup di air, darat, dan  terbang di udara
-          Lambing kesucian
h.      Teratai : melambangkan singgasana Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dalam kehidupan sehari-hari telah berubah menjadi padmasana linggih Ida Bhatara Surya, lambang Brahma. Linggasana Sang Hyang saraswati  adalah Aksara.
Di Bali agama Hindu dan budaya memang terlihat menyatu, tapi perbedaannya sangat jelas yaitu:
a.       Agama bersumber dari Wahyu Tuhan yang menjadi Catur Weda.
b.      Budaya merupakan cara umat HIdu untuk menyampaikan isis agama, cara melakukan persembahyangan, membuat upacara piodalan, sesajen dan penjor dan lain – lain.
c.       Dalam menyampaikan agama yang termasuk Filsafat, Ethika dan upacara, di sampaikan melalui :
-          Cerita, baik untuk anak kecil, dewasa, maupun usia lanjut,.
-          Seni tari misalnya tari topeng, gambung, arja, sendratari, wayang, dan parwa.
-          Arsitektur bangunan
-          Penempatan bangunan rumah
-          Berbusana ke pura
-          Maksakan tradisional
-          Seni suara
-          Seni rupa
-          Sastra
-          Seni pembangunan kota
Menurut pendapat Koentjoronigrat kebudayaan adalah seluruh system gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang di hasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar. Pendapat ini memperjelas bahwa kebudayaan merupakan aktivitas manusia yang didasari oleh rasa melalui proses belajar. Contoh perbedaan agama dan kebudayaan sebagai contoh adalah perayaan Galungan diantaranya :
-          Membuat jajan uli warna merah dan putih. Merah artinya unsur perdana dan putih artinya unsur purusa. Kedua unsur ini merupakan inti dari buana agung dan buana alit. Dalam pembuatan jajan ini harus diuletkan yang artinya ulet dan kerja keras.
-          Membuat penjor yang terdiri dari bambu yang dihias seindah mungkin dengan bermacam-macam reringgitan dari janur atau ambu, buah-buahan, jajan dan semua hasil bumi untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
-          Makanan Tradisional. Di Bali makanan tradisional yang terkenal adalah lawar. Biasanya terdiri dari tiga jenis lawar :
·         Warna merah (melambangkan Brahma)
·         Warna putih (melambangkan siwa)
·         Warna hijau atau sayur (melambangkan Wisnu)
-          Dalam bentuk cerita untuk orang dewasa yang menceritakan tentang kematian Bhisma yang menasehati Drupadi yang memiliki makna bahwa jika kita mendapatkan makanan dengan cara yang tidak menar akan menyebabkan kita kesulitan untuk berpikir jernih.
-          Dalam bentuk cerita untuk anak kecil yang bermuatan agama, yang melatih  agar anak bias mengendalikan diri.

2.2.  Tanggung Jawab Umat Hindu Dalam Mewujudkan Cara Berpikir Kritis Bekerja Kersa dan Bersifat Fair
Berpikir merupakan kegiatan abstrak yang sangat penting, dan paling menentukan dalam segala aspek kehidupan.  Pikiran itu perlu dilatih agar bias berkonsentrasi, terpusat pada satu titik tujuan tertentu. Sebagian orang melatih pikirannya dengan meditasi. Menurut J.M Bochenski (Dalam Jujun S. Sriasumatri, 2001:52) mendefinisikan berpikir adalah perkenimbangan ide dan konsep.
Pemikiran keilmuan adalah suatu cara berpikir yang berdisiplin, dimana seseorang yang berpikir sungguh- sungguh, tak akan membiarkan ide dan konsep yang sedang dipikirkannya, mengkelana tanpa arah, namun kesemuanya itu akan di arahkan pada suatu tujuan tertentu. Berpikir keilmuan adalah cara berpikir yang didisiplinkan dan di arahkan pada pengetahuan.
Berpikir kritis menurut agama Hindu adalah pengembangan ide dan konsep untuk pengembangan, pelaksanaan, pelestarian, tentang ajaran kebenaran agama Hindu. Dalam agama Hindu (Sarasamuscaya Sloka 78. 80) mengatakan “Pikiranlah yang merupakan unsur yang menentukan, jika penentuan hati telah terjadi maka mualialah orang berkata atau melakukan perbuatan, oleh karena itu pikiranlah yang menjadi pokok sumbernya”. Yang dimaksud pikiran disini adalah sumber nafsu atau yang menggerakan perbuatan baik maupun buruk.
Untuk mengasah pikiran diberikan ajaran mengenai Wiweka, yang mengadung pengertian mempunyai kebijaksanaan serta kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, antara yang baik dan yang buruk, dapat menganalisa dengan waspada, dan berhasil memilih yang benar benar maupun yang baik. Dalam kitab Wrehaspati Tartwa, mengenai Tri Pramana, yang merupakan tiga cara mendapatkan ilmu pengetahuan, salah satunya disebut Anumana Pramana yang berarti berpikir secara logis, akademis, menggunakan pertimbangan akal,. Cara berpikir seperti ini di ungkapkan dalam kalimat “Yatra Yatra Dhuma Tattra Wahnih” yang memiliki arti dimana ada asap disana ada api.
Kerja keras dan tidak malas merupakan kewajiban dan kebajikan yang patut dilakukan. Orang yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan akan mencapai keberhasil. Demikian pula orang yang tidak mengenal lelah, tidak cepat putus asa, akan memiliki kekayaan lahir bathin.
A
Selanjutnya mengenai sifst satya (jujur, benar, fair) dapat dilihat pada ajaran dalam agama Hindu. Melaksanakan panca Satya (setia, jujur , benar) yang terdiri dari
-          Satya Hredaya yang artinya jujur dalam hati atau pikiran
-          Satya Wacana yang artinya setia dan jujur dalam kata – kata
-          Satya Laksana yang artinya setia dan jujur dalam perbuatan
-          Satya Samaya yang artinya setia dan jujur pada janji atau waktu
-          Satya Mitra yang memiliki arti setia san jujur pada sahabatnya,
Hendaknya seluruh umat hindu berusaha melaksanakan Panca Satya tersebut, dalam kehidupan sehari – hari di masyarkat “Satyam evajayate nanrtam” yang mengandung makna kebenaran atau kejujuran yang menang bukan kecurangan.



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.  Kesimpulan
Kebudayaan adalah seluruh system, gagasan, rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat dengan cara belajar. Peningkatan kesadaran berbudaya dan menumbuhkan komitmen berbudaya, meningkatkan kemampuan dalam agama dan kesusastraan akan mampu menghadapi arus komunikasi dan menjaring datangnya budaya luar. Agama Hindu bersumber pada Wahyu Tuhan. Sedangkan budaya adalah cara mendekatkan diri pada Tuhan
3.2.  Saran
Sebagai umat Hindu kita harus menjunjung tinggi nilai budaya  dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar untuk mengamalkan ajaran Agama Hindu.




DAFTAR PUSTAKA

Partadjaja, Tjok Rai(2009). Pendidikan Agama Hindu.2009. Singaraja :Universitas Ganesha

Download Makalah Lengkapnya


Blog, Updated at: 07:43:00

1 comments:

  1. Pendidikan Agama Budaya Sebagai Ekspresi Pengalaman Agama Hindu >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Pendidikan Agama Budaya Sebagai Ekspresi Pengalaman Agama Hindu >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Pendidikan Agama Budaya Sebagai Ekspresi Pengalaman Agama Hindu >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    ReplyDelete

Powered by Blogger.